Al-Bada’ artinya tampak, yang sebelumnya masih
tersembunyi atau berarti pula munculanya pendapat baru.
Al-Bada’ dengan kedua arti di atas berkaitan erat
dengan didahuluinya oleh ketidaktahuan, dan munculnya pendapat baru. Kedua
sifat tersebut mustahil bagi Allaj, tetapi syia’ah rofidhoh menyandarkan sifat
bada’ ini ada pada Allah swt.
Ar-Rayyan bin Ash-Shalt berkata: “Saya pernah
mendengar ar-Ridha (laqab imam ke 8 syi’ah) berkata: “Allah tidak
mengutus Nabi kecuali diperintahkan untuk mengharamkan khamr dan diperintahkan
untuk menetapkan sifat al-bada’ bagi Allah”.” (Al-Kulaini, Ushulul Kaafi,
40)
Abu Abdillah (salah satu imam mereka) berkata:
“Tidak ada ibadah kepada Allah yang lebih mulia daripada berkeyakinan adanya
sifat al-Bada’ pada Allah.” (Al-Kulaini, Ushulul Kaafi dalam kitab
tauhid, 1/331).
Maha suci Allah swt dari tuduhan kotor seperti
itu.
Bayangkan wahai saudara seiman, bagaimana
mereka menyandarkan kebodohan kepada Allah swt, sedang Allah berfiman dalam
al-Qur’an tentang Dzat-Nya sendiri:
“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit
dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.’ (QS. An-Naml:
65)
Di balik itu Syi’ah Rafidhah berkeyakinan
bahwa para imam mereka mengetahui segala ilmu, tidak ada yang samar sedikitpun.
Apakah ini adalah aqidah Islam yang dibawa
oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam???
~ Disalin dari buku Kesesatan Aqidah Syi’ah,
karya Syaikh Abdullah bin Muhammad as-Salafi.~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar