Al Qur’an Membuatnya Seteguh Karang Menghadapi Ujian
yang Bertubi-tubi Datang
Berikut ini adalah kisah Bara’ah Abu Lail gadis kecil
yang menderita kanker ganas stadium akhir dan menjadi yatim piatu hanya dalam
lima hari.[1]
Bara’ah Abu Lail , hafal Al Qur’an di usia 10 tahun. Namun Allah lebih Menghendakinya bahagia di jannah-Nya. Anak kecil ini divonis terkena kanker ganas. Setelah ibunya lebih dulu meninggal dunia karena penyakit yang sama.
Saat ibunya mengetahui umur nya tidak lagi panjang,
sang ibu berkata kepada anaknya yang tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya :
"Anakku.... sebentar lagi ibu akan mendahului
kamu menuju jannah Allah. dan ibu ingin engkau setiap hari membacakan al qur’an
yang telah engkau hafalkan di telinga ibu. Kelak al qur’an itulah yang akan
menjagamu di dunia (sepeninggal ibu …)
Demikianlah setiap sore gadis kecil ini membacakan Al
Qur’an di telinga ibu yang terbaring lemah di rumah sakit.
Suatu hari ayah Bara’ah mendapat berita sangat penting
dari rumah sakit bahwa kondisi istrinya kritis. Maka tanpa pikir panjang ia
bergegas mengajak Bara’ah menuju rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, sang
ayah tidak ingin anaknya ikut bersamanya melihat apa yang terjadi dengan
ibunya.
Ia khawatir gadis kecil itu shock jika mendengar kabar kondisi terburuk yang terjadi pada ibunya. Rupanya sang istri benar-benar sedang kritis.
Ia khawatir gadis kecil itu shock jika mendengar kabar kondisi terburuk yang terjadi pada ibunya. Rupanya sang istri benar-benar sedang kritis.
Dalam kondisi sangat berduka ayah Bara’ah bergegas
menuju mobilnya untuk memberitahukan kondisi ibunya, namun Allah berkehendak
lain. Karena guncangan jiwa akibat musibah yang diterimanya, ia tidak fokus
saat menyeberang jalan.
Qaddarullah, sebuah mobil menabraknya. Laki-laki itu pun
meninggal seketika di hadapan putri tercintanya. Bara’ah menangis tersedu-sedu
sambil memangku jasad ayahnya tercinta yang sudah tak bernyawa lagi.
Belum selesai musibah yang harus dihadapi gadis kecil
ini, lima hari berselang dari wafatnya sang ayah, ibunya tercinta pun menyusul
dipanggil Allah menghadap-Nya. Tinggallah Bara’ah sebatang kara di negeri
orang. Kedua orangtua Bara’ah adalah warga negara Mesir yang bekerja sebagai
tenaga medis di Arab Saudi.
Tidak berselang lama, tanpa sebab tanpa gejala apapun
sebelumnya, gadis kecil ini merasakan kesakitan yang luar biasa sebagaimana
dialami oleh ibunya. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata ia pun mengidap
penyakit kanker stadium akhir seperti yang dialami oleh ibunya.
Namun dengarlah apa yang diucapkan gadis kecil ini ketika ia tahu apa yang dialaminya :
Namun dengarlah apa yang diucapkan gadis kecil ini ketika ia tahu apa yang dialaminya :
“alhamdulillah …. sebentar lagi aku akan
menyusul papa dan mama….!!!”
Seluruh yang mendengar ucapan gadis kecil itu terkejut
bukan kepalang. Ujian dan musibah yang bertubi-tubi menimpa anak sekecil itu
tetapi tidak sedikit pun membuatnya putus asa atau gundah gulana. Ia bahkan
begitu sabar menghadapi beratnya cobaan hidup yang dihadapinya.
Subhaanallaah… Al-Qur’an membuatnya seteguh karang menghadapi ujian
yang bertubi-tubi datang
Seorang dermawan Saudi Arabia lalu membiayainya untuk
berobat ke Inggris. Dan berikut adalah suara terakhir dari Bara’ah sesaat
sebelum Allah Memanggilnya menghadap-Nya di Jannah Nya, Insya Allah :
Doa Tatkala Mendapatkan Musibah, Kesedihan hati dan
Kegundahan Jiwa
Rasulullah shAllallAhu 'alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang sedang mendapatkan musibah,
kesedihan hati dan kegundahan jiwa kemudian membaca do’a ini pastilah Allah
akan menghilangkan semua kesedihan dan kesulitannya serta menggantikan dengan
jalan keluar baginya”.
اللَّهُمَّ إِنَّا عَبِيْدُكَ
بَنُوا عَبِيْدِكَ بَنُوا إِمَائِكَ نَوَاصِيْناَ بِيَدِكَ
مَاضٍ فِيْناَ حكْمُكَ عَدْلٌ فِيْناَ قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ
بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ
عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ
اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ
قُلُوْبِناَ وَنُورَ صُدُوْرِناَ وَجَلاَءَ أَحْزَانِناَ
وَذَهَابَ هُمُوْمِناَ
“Ya Allah sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak dari
hamba-hamba Mu, ubun-ubun kami ada di tangan-Mu. Segala takdir-Mu terhadap kami
telah Engkau tetapkan, dan sungguh betapa adilnya ketetapan itu atas kami. Kami
memohon kepada-Mu dengan semua Nama yang Engkau Miliki, yang telah Engkau
Namakan untuk Diri-Mu, atau telah Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara
makhluk-Mu, atau Engkau Turunkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau simpan dalam Ilmu
yang Ghaib di sisi-Mu. Jadikanlah Al Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya
bagi dada kami, penghapus duka dan kesedihan kami, dan pelipur kegundahan jiwa
kami”.[2]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah seseorang mendapatkan kesusahan atau
kesulitan lalu ia berdo’a (sebagaimana di atas) pastilah allah akan
menghilangkan semua kesedihan dan kesulitannya serta menggantikan dengan jalan
keluar baginya".
Lalu seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam :
“Ya Rasulallah, bolehkah kami menghafalkannya ?”.
Beliau menjawab : “Aku anjurkan bagi yang mendengarnya
agar menghafalkan (dan mengamalkannya)”.
(HR. Hakim dalam Al Mustadrak, beliau berkata: Hadits
ini Shahih dengan persyaratan Imam Muslim). [Ahmed Widad]
Oleh; Ustadz Fuad Al Hazimi
[2] Kata ganti dalam do’a di atas
sudah saya ganti menjadi dalam bentuk jama’.
Sumber: http://www.voa-islam.com/muslimah/mujahid/2013/04/25/24186/kisah-ketegaran-baraah-gadis-cilik-hafal-alquran-penderita-kanker/
--------------------------
Artikel:
www.elmajalis.com
--------------------------
Artikel:
www.elmajalis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar