Tentu
bulan Romadhon adalah satu bulan yang begitu familiar di setiap telinga kaum
muslimin tak terkecuali anak-anak. Kerinduan mereka akan kehadirannya tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata, mereka begitu ceria saat sang bulan sudah di
ambang pintu. Ia adalah sang tamu yang sangat dinanti-nanti. Kenapa demikian,,?
Karena ia hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa banyak bingkisan
berharga berupa keberkahan dan keutamaan. Bulan Romadhon adalah madrasah
robbaniyah, madrasah yang memiliki multi fungsi, mentarbiyah pribadi
muslim, menyediakan berbagai kebaikan dan beragam keutamaan serta meningkatkan
kualitas keimanan.
Madrasah
ini tidak seperti umumnya madrasah-madrasah lainnya. Madrasah ini adalah
madrasah ilahiyah, madrasah yang dinaungi oleh cahaya keimanan dan
ketaqwaan. Di madarasah tersebut, seorang muslim akan dibimbing dan dituntun
agar menjadi orang-orang yang tunduk dan patuh terhadap aturan-aturan Alloh
. Dia dididik supaya menjadi
pribadi yang sabar dan tangguh dalam menjalankan perintah-perintah dan menjauhi
seluruh larangan-Nya.

Perwujudan
akhlak islami pada diri-diri kaum muslimin juga menjadi target utama dari
madrasah mulia ini, sehingga alumnus dari madrasah robbaniyah ini akan
meraih gelar yang tidak dikeluarkan oleh universitas manapun di dunia ini yaitu
gelar taqwa. Dan inilah sejatinya tujuan akhir dari pensyari’atan ibadah
puasa bagi para hamba-Nya yang beriman.
Metode
Mengajarkan Anak Berpuasa
Salah
satu ibadah mulia yang diwajibkan di bulan romadhon bagi kaum muslimin adalah
shoum (puasa). Sehingga hal yang harus mendapat perhatian khusus dari para
orang tua dan para pendidik adalah mengajarkan anak-anak mereka berpuasa,
sekalipun pada dasarnya bagi mereka bukanlah suatu kewajiban, tetapi tidak ada
salahnya bahkan sangat dianjurkan untuk mengajarkan mereka sejak dini agar
terbiasa dan terlatih, sehingga ketika mereka sudah beranjak dewasa akan terasa
lebih mudah dan ringan bagi mereka.
Tidak syak lagi, bahwa -setelah
taufiq dari Alloh
,,-
kesuksesan dalam pentarbiyahan sangat bergantung pada tips atau metode yang
digunakan dalam proses amal tarbawi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi
orang tua, pengajar dan murobbi untuk memahami metode dalam pentarbiyahan ini, sehingga
mampu mewujudkan target yang telah dicanangkan. Berikut ini akan disebutkan
beberapa metode dalam mengajarkan anak berpuasa, dengan harapan bisa menjadi
bimbingan bagi murobbi atau orang tua dalam mentarbiyah buah hatinya.

1.
Memberikan qudwah
hasanah
Para ulama telah bersepakat bahwa qudwah
hasanah (teladan yang baik) merupakan salah satu metode yang sangat penting
dan unggul dalam mendidik atau membina sang anak terutama dalam permasalahan
agama. Bahkan mendidik dengan metode ini, justru lebih besar pengaruhnya
daripada hanya dengan ucapan semata tanpa disertai qudwah. Dan bagi orang tua
yang menginginkan anaknya sholeh dan taat kepada Alloh, maka hendaknya ia
memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak-anaknya, karena jiwa sang
anak itu lebih suka meniru apa-apa yang dilihatnya.
Sebagai contoh, anak-anak yang sering
nongkrong di depan kotak ajaib (televisi) serta melihat film-film karate
misalnya, maka si anak akan meniru gerakan-gerakan yang dia lihatnya itu.
Anak-anak yang sering nonton artis-artis yang mengumbar aurat, juga akan ditiru
oleh si anak, dan ini adalah realita. Maka, berhati-hatilah wahai para orang
tua! Jangan sampai anak-anak kita terserang oleh virus qudwah saiyiah
(contoh yang buruk), karena virus tersebut akan membawa dampak negatif pada
diri si anak. Oleh sebab itu, hendaknya orang tua senantiasa memperhatikan
sekaligus memberikan qudwah hasanah bagi para buah hatinya.
2.
Memotivasi anak dengan
memberi hadiah
Disamping suka meniru apa-apa yang
dilihatnya, sang anak juga menyimpan kerinduan
dan kesenangan terhadap sesuatu pemberian baik dari orang tua atau yang
lainnya. Oleh kerena demikian, dalam proses pentarbiyahan, tidak mengapa bagi
orang tua dan murobbi mengimi-imingi hadiah jika si anak mau melakukan satu
ibadah tertentu. Salah seorang salaf pernah berkata kepada anaknya “wahai
anakku, hafalkan satu hadits, saya berikan satu dirham (salah satu mata
uang di zaman dahulu)”. Dengan cara demikian, si anak akan lebih termotivasi
dan semangat untuk melaksanakan apa yang kita inginkan.
Dalam
hal ini, jika seorang ayah atau ibu misalnya berkata kepada anaknya, “nak,
kalau besok kamu mau berpuasa, bapak akan berikan hadiah buat kamu” atau “ nak,
kalau puasa kamu sempurna, ibu belikan kamu buku tulis yang cantik” dan
seterusnya. Dan perlu diingat, jangan sampai orang tua berbohong kepada si
anak, kalau anda berjanji mau kasih hadiah, maka penuhilah janji tersebut.
Tapi, jika dikhawatirkan tidak mampu memenuhi janjinya, hendaknya menjanjikan
sesuatu yang mudah dijangkau oleh orang tua, agar tidak terjatuh dalam
kedustaan.
3.
Tadarruj
Tadarruj
(bertahap) dalam pengajaran juga merupakan perkara penting yang harus dimengerti
oleh orang tua atau murobbi. Bertahap yang penulis maksudkan adalah jika sang
anak sudah mulai berpuasa, ternyata pada siang harinya, ia menyerah. Artinya,
tidak sanggup untuk meneruskannya hingga waktu berbuka. Maka orang tua jangan
memaksakannya, biarkan dia berbuka, karena dia sedang latihan. Insya Alloh,
jika hari ini dia mampu berpuasa setengah hari, insya Alloh besok bisa diupayakan
agar lebih meningkat lagi.
4.
Memberikan mainan atau
mengajak bermain
Secara umum si anak memang suka atau doyan
dengan yang namanya permainan. Dan sarana ini bisa dijadikan sebagai sarana
pendukung dalam pembiasaan si anak dalam menyempurnakan puasa. Misalnya, jika
si anak meminta makanan atau sejenisnya, maka orang tua bisa melalaikannya
dengan memberikan mainan atau main-main ke tempat wisata terdekat agar
keinginan si anak untuk makan terlupakan.
Dan hal ini pun pernah dilakukan oleh
sebagian para sahabat
, dimana mereka menyuruh
anak-anaknya agar berpuasa, jika mereka mengadu ingin berbuka, maka mereka
diberikan mainan agar mereka tersibukkan dengan mainan itu hingga tibanya waktu
berbuka.

5.
Bersabar
Dalam realita dunia pendidikan, ternyata
mendidik atau mentarbiyah tidak semudah seperti yang kita bayangkan. Terkadang
sang anak memiliki akhlak yang tidak baik atau bahkan enggan untuk menuruti
perintah dan justru lebih gemar melakukan hal-hal yang dilarang. Ya, ini suatu
masalah. Akan tetapi, hendaknya orang tua atau murobbi tidak berputus asa
menghadapi problem ini bahkan ia harus optimis serta terus dan terus untuk
mengarahkan si anak dengan selalu didampingi oleh sikap sabar yang tinggi.
Kesabaran dalam mendidik, bahkan dalam
segala hal merupakan jembatan menuju kesuksesan. Kesuksesan akan sulit dicapai
jika amunisi kesabaran berkurang atau bahkan habis total. Maka hendaknya
seorang murobbi atau orang tua memilik stok kesabaran yang banyak, sehingga
hambatan dalam mendidik akan teratasi dengan baik.
6.
Berdoa
Tidak sedikit dari orang tua yang mengadu
tentang kebandelan anaknya, susah diatur lah dan lain sebagainya. Dan mungkin
diantara mereka ada yang kebingungan bahkan depresi memikirkan kondisi anaknya.
Segala metode telah diterapkan dan bisa jadi diantara mereka sudah mengetuk
semua pintu para spesialis dalam bidang pendidikan anak atau yang semisalnya,
tapi tidak ada faidah.
Wahai para orang tua, penulis ingin
bertanya, sudahkah anda mengetuk pintu langit? Pernahkah Anda mengadu semua
problem yang anda hadapi kepada sang yang Mahakuasa? Bukankah anda tahu bahwa
hati setiap hamba diantara jari jemari-Nya? Dia mampu membolak-balikkannya
sesuai kehendak-Nya??. Saudaraku, sampaikanlah semua keluhanmu dan masalahmu
kepada sang Mahakuasa! Mintalah pertolongan kepada-Nya dalam menghadapi setiap
problematika itu, niscaya Anda akan melihat hasil yang menggembirakan, insya
Alloh.
Wallahu A’lam
~ Pernah dimuat di makajalah Gerimis
~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar