Jadi, dzikir yang paling utama
adalah yang bersesuaian antara hati dan lisan. Dan dzikir dengan hati saja
lebih baik dari dzikir dengan lisan saja, karena dzikir dengan hati membuahkan
pengetahuan, menumbuhkan kecintaan, menggerakkan rasa malu, memunculkan rasa
takut, menyeru kepada sikap muroqobah, menghilangkan sikap meremehkan dalam
ketaatan dan bermudah-mudahan dalam maksiat dan kesalahan. Sedangkan dzikir
dengan lisan saja tidak menimbulkan pengaruh positif tersebut, jika ada tapi
sangat lemah.
Beliau rh juga bertutur: “Dan dzikir
yang paling utama dan bermanfaat adalah apa yang bersesuaian antara hati dan
lisan dan juga (lafadz dzikirnya) berdasarkan hadits serta memahami makna dan
maksudnya.
Maksud dzikir dengan hati dan lisan
a.
Dzikir
dengan lisan maksudnya menggerakkan lisan (disaat berdzikir) serta
memperdengarkannya paling kurang kepada dirinya sendiri jika dia bisa mendengar
dan tidak ada kebisingan yang menghalanginya.
b.
Dzikir
dengan hati maksudnya mengingat akan keagungan Allah swt ketika berhadapan
dengan perintah dan larangan-Nya, ketika ingin melaksanakan amalan yang
mendatangkan ridho-Nya, atau ketika meninggalkan apa-apa yang mengundang
murka-Nya. Merenungi tentang keagungan Allah dan ketinggian-Nya serta merenungi
tanda-tanda kekuasaan dan ciptaan-Nya di langit dan dibumi.
Tingkatan manusia dalam berdzikir
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rh
berkata: “Sesungguhnya manusia dalam hal dzikir ada empat tingkatan:
1.
Dzikir
dengan hati dan lisan, dan inilah yang diperintahkan.
2.
Dzikir
dengan hati saja, jika karena lisan bermasalah maka sudah baik, tapi jika
lisannya tidak bermasalah maka ia telah meninggalkan yang utama.
3.
Dzikir
dengan lisan saja, dan
4.
Tidak
ada dua-duanya (dzikir hati dan lisan) dan inilah keadaan orang-orang yang
merugi.
~ Dirangkum dari beberapa sumber ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar