Sahabat elMajalis yang dirahmati
Allah swt. Sebagaimana yang telah kita maklumi bersama bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam adalah suri tauladan umat manusia sepanjang masa. Beliau shallallahu
alaihi wasallam adalah sumber inspirasi bagi seorang muslim, pembimbing manusia
menuju jalan menuju surga Allah swt.
Oleh sebab itu, semua perkara yang
dapat mendekatkan diri kita kepada surga Allah telah beliau sampaikan kepada
umatnya dan semua hal yang dapat menjauhkan kita dari surga Allah swt telah
beliau peringatkan ummatnya agar menjauhinya.
Diantara petunjuk beliau yang
hendaknya selalu menjadi perhatian kita adalah bagaimana sikap seorang muslim
terhadap kenikmatan duniawi yang Allah anugrahkan kepadanya atau kepada selain
dirinya..?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
jauh-jauh hari telah memberikan tuntunan dalam masalah ini agar kita tidak
salah dalam bersikap. Perhatikan dan renungilah sabda beliau berikut;
((انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ ،
وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا
نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ ))
“Lihatlah oleh kalian kepada orang yang
berada di bawah kalian dan jangan kalian melihat kepada orang yang berada di atas kalian, Karena sesungguhnya sikap yang
demikian agar kalian tidak meremehkan kenikmatan yang ada pada kalian.” (HR. Muslim, At Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam memerintahkan kita agar dalam masalah keduniaan (harta,
tahta, kekayaan, kemewahan dan lainnya) supaya melihat kepada orang-orang yang dari sisi
keduniaanya berada dibawah kita. Karena hal itu akan lebih dapat bersyukur atas
nikmat yang ada pada kita. Sebab biasanya kalau seseorang melihat orang
yang berada di atasnya dalam hal dunia, dia akan meremehkan, dia akan merasa
bahwa apa yang dimilikinya itu tidak ada artinya.kenapa demikian ? karena dia
membandingkan dengan orang yang memiliki kekayaan yang jauh lebih banyak darinya.
Oleh karena itu, beliau shallallahu
alaihi wasallam melarang kita
melihat orang-orang yang berada di atas kita dalam hal keduniaan, kekayaan
dan kemewahan supaya kita lebih mensyukuri apa yang ada pada diri kita.
Sebagian ulama salaf bertutur:
))صَاحِبْتُ
الأَغْنِيَاءَ فَكُنْتُ لاَ أَزَالُ فِي حُزْنٍ، فَصَحِبْتُ الْفُقَرَاءَ فَاسْتَرَحْتُ((
“Aku
pernah berteman dengan orang-orang kaya, maka aku selalu merasa sedih kamudian
aku berteman dengan orang-orang miskin baru kemudian aku merasa tenang.”
Ibnu Jarir dan yang lainnya berkata ketika mengomentari
hadits di atas:
هَذَا
حَدِيث جَامِع لِأَنْوَاعٍ مِنْ الْخَيْر ؛ لِأَنَّ الْإِنْسَان إِذَا رَأَى مَنْ فُضِّلَ
عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا طَلَبَتْ نَفْسه مِثْل ذَلِكَ ، وَاسْتَصْغَرَ مَا عِنْده
مِنْ نِعْمَة اللَّه تَعَالَى ، وَحَرَصَ عَلَى الِازْدِيَاد لِيَلْحَق بِذَلِكَ أَوْ
يُقَارِبهُ . هَذَا هُوَ الْمَوْجُود فِي غَالِب النَّاس . وَأَمَّا إِذَا نَظَرَ فِي
أُمُور الدُّنْيَا إِلَى مَنْ هُوَ دُونه فِيهَا ظَهَرَتْ لَهُ نِعْمَة اللَّه تَعَالَى
عَلَيْهِ ، فَشَكَرَهَا ، وَتَوَاضَعَ ، وَفَعَلَ فِيهِ الْخَيْر .
“Hadits ini mengumpulkan beragam jenis
kebaikan, karena apabila manusia melihat orang yang dilebihkan (berada di
atasnya) dalam urusan dunia, dirinya ingin seperti orang tersebut dan dia
akhirnya meremehkan apa yang dia miliki dari kanikamatan Allah swt, dia bersemangat
untuk menambah (memperbanyak) agar bisa menyamai orang tersebut (dalam hal
dunia) atau mendekatinya. Dan inilah realita yang ada pada kebiasaan manusia.
Adapun ketika dia melihat dalam urusan dunia kepada orang yang berada di bawahnya,
tampaklah baginya kenikmatan yang Allah berikan padanya sehingga dia
mensyukurinya, merendahkan hatinya dan melakukan kebaikan karenanya.” (lihat
Syarah Shahih muslim karya Imam An Nawawi(.
Oleh
karena itu, marilah kita luruskan sikap kita dalam masalah keduniaan supaya
hidup kita tenang dan tidak dilingkupi rasa resah dan ketidaknyamanan. Dan semoga
hadits di atas dapat menjadi bahan renungan dan evaluasi bagi kehidupan kita.
Semoga
bermanfaat.
Oleh: Abu
Umair Al Atjehi, lc.
==================
Artikel:
www.elmajalis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar