Sahabat El
Majalis yang mudah-mudahan dirahmati dan diberkahi oleh Allah swt. Belakangan
ini beredar di sosial media sebuah video pendek yang berisi tentang akan
terjadinya suara keras pada pertengahan bulan Ramadhan apabila pertengahan
bulan Ramadhan jatuh pada malam jum’at, kemudian akan berlanjut dengan
peristiwa lainnya pada bulan Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.
Sejak
beredarnya video tersebut, banyak dari warga net yang bertanya-tanya tentang kesahihan
hadits tersebut. Karena memang kandungan hadits tesebut begitu menakutkan dan
misterius, ditambah lagi ilustrasi yang menyertai pembacaan hadits dalam video
tersebut sangat mengerikan.
Bagi yang
belum tahu tentang hadits yang dimaksud, di sini saya nukilkan kepada sahabat secara
singkat (karena sebenarnya hadits tersebut panjang).
“Akan
terdengar suara keras di bulan Ramadhan yang membangunkan orang yang tidur,,
mendudukkan orang yang berdiri, mengeluarkan gadis-gadis dari dalam rumahnya
dan di bulan syawwal akan terjadi huru hara, di bulan Dzulqa’dah akan terjadi
permusuhan antar kabilah dan di bulan Zulhijjah akan terjadi pertumpahan darah.”
Dan di sana
ada beberapa riwayat lain yang juga memeliki kandungan makna yang sama.
Bagaimanakah status derajad hadits tersebut ?
------------------------------
Berikut ini
akan saya nukilkan beberapa pandangan para ulama tentang derajat hadits tersebut
di atas semoga bermanfaat bagi sahabat sekalian.
Al ‘Uqaili
rh berkata: “Hadits ini tidak ada asal usul yang dapat dipercaya
dan tidak juga (diriwayatkan) dari jalur yang shahih.” (Azhu’afa
al Kabir: 3/52)
Ibnul Jauzi
rh
berkata: “ini adalah hadits palsu yang didustakan atas nama Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam.” (Al Maudhu’at: 3/191))
Ibnu Qayyim
rh
juga menyebutkan dalam kitabnya al Manar Munif (hal 98) tentang hadits-hadits
yang tidak shahih yang berhubungan dengan (peristiwa) yang terjadi di
masa yang akan datang. Beliau berkata: Seperti hadits: ”Akan terdengar
pada bulan Ramadhan suara keras yang membangunkan orang yang tidur, menduduknkan
orang yang berdiri …….” Dan juga hadits : ”Akan terjadi suara
pada bulan Romadhan apabila malam pertengahannya adalah malam jum’at …….”
Syaikh Al
Albani rh berkata: Hadits palsu. Dikeluarkan oleh Nuaim bin Hammad
dalam kitab al-Fitan (Jilid 1/160) dan dari jalur yang sama Abu Abdullah
al Hakim (4/517-518) dan Abu Naim dalam kitab Akhbar Ashbahan (2/199) ia
berkata: Ibnu Wahb telah menceritakan kepada kami dari Maslamah bi Ali dari
Qatadah dari Ibnu Musayyib dari Abu Hurairah…. Secara marfu’.
Al-Hakim rh
berkata: Hadits yang aneh matannya (lafahznya)
Imam
Adzahabi rh berkata: Aku berkata: Hadits ini palsu dan Maslamah
Saqith atau Matruk (ditinggalkan haditsnya).
Dan telah
diriwayatkan juga hadits ini dengan sanad-sanad yang lain. Imam As Suyuthi telah
menyebutnya dalam kitab Al Laali ((2/387 - 388), Dan semua sanad
itu ma’lulah (cacat).
Sebagian haditsnya panjang dan sebagian yang lain
ringkas. Dan hadits yang terpanjang adalah hadits Ibnu Mas’ud. Kemudian
syaikh Al Alabani menyebutkan hadits dengan lafazh: “Akan terjadi suara
pada bulan Ramadhan …… pada pertengahan Ramadhan, jika malam itu adalah malam
jum’at …. “.
Kemudian
syaikh Al Albani rh berkata: Hadits palsu dikeluarkan oleh At
Thabrani dalam kitab Al Mu’jam Al Kabir (18/332/853) dan juga dari jalur yang
sama di sebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab Al Maudhu’at (3/191)
dari jalur Abdul Wahab bin Dhahak: telah bekata kepada
Isma’il bin ‘Ayasy dari Al Auza’i dari Abdah bin Abi Lubabah
dari Fairuz Ad Dailami …. secara marfu’.
Ibnul Jauzi
rh berkata Hadits ini tidak shahih, Al Uqaili berkata: Abdul Wahab tidak bisa dipegang haditsnya.
Ibnu Hibban
rh berkata: dia (Abdul Wahab) biasa mencuri hadits dan haditsnya tidak
bisa dijadikan hujjah.
Ad Daruqudni
rh
berkata: (Abdul Wahab) munkar haditsnya. Adapun Isma’il adalah (perawi
yang) lemah, sedangkan Abdah tidak pernah bertemu Firuz dan Fairuz
tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
(Selesai secara singkat).
n
(Lihat
kitab: (Silsilah Dhoifah, no 6179,6178) --
Syaikh Bin
Baz rh berkata: Telah sampai kepadaku bahwa ada sebagian orang
bodoh membagi-bagikan selebaran yang di dalamnya berisi kedustaan atas nama
Rasululullah shallallahu alaih wasallam kemudian beliau menyebutkan hadits tersebut secara utuh.
Kemudian berkata: Hadits ini tidak ada asal usulnya yang shahih bahkan
batil dan dusta……”. Lihat kitab: [Majmu’
fatawa Ibnu Baz (341/26/339)]
Kesimpulan:
Hadits
tersebut di atas adalah tidak shahih dan bahkan palsu. Sehingga tidak boleh dijadikan
sebagai hujjah atau standar dalam berdalil.
Akhirnya, saya
berpesan kepada sahabat sekalian agar lebih hati-hati dalam menyebar atau men-share
apa saja termasuk hadits-hadits yang belum jelas keshahihannya agar tidak terjatuh dalam kedustaan
atas nama Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Semoga Allah swt senantiasa
membimbing kita dalam meniti jalan yang lurus sampai akhir hayat kita.
Dan
hendaknya seorang muslim memperbanyak ketaatan kepada Allah swt dan memohon
perlindungan kepadaNya dari segala bahaya atau keburukan yang akan
terjadi.
Demikian
penjelasan singkat seputar hadits di atas dan semoga bermanfaat bagi siapa yang
membacanya.
-
Oleh: Ahmad Jamaluddin Al
Atjehi, Lc -
-----------------------------------------------------
Referensi: Website ( الإسلام
سؤال وجواب) yang
diasuh oleh Syaikh Muhammad Sholih al Munajjid )https://islamqa.info/ar/132280(
Artikel :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar